Selasa, 22 Maret 2011

Syaikh K.H. Hasyim Asy'ari

Hadratus Syaikh K.H. Hasyim Asy'ari

K.H. Hasyim Asy’ari lahir pada 24 Dzulqa`dah 1287 H atau 14 Februari 1871 M di Desa Nggedang, Jombang, Jawa Timur. Ia anak ketiga dari 10 bersaudara pasangan Kiai Asy`ari bin Kiai Usman dari Desa Tingkir dan Halimah binti Usman.

Ia lahir dari kalangan elite santri. Ayahnya pendiri Pesantren Keras. Kakek dari pihak ayah, Kiai Usman, pendiri Pesantren Gedang. Buyutnya dari pihak ayah, Kiai Sihah, pendiri Pesantren Tambakberas. Semuanya pesantren itu berada di Jombang.

Sampai umur 13 tahun, Hasyim belajar kepada orangtuanya sendiri sampai pada taraf menjadi badal atau guru pengganti di Pesantren Keras. Muridnya tak jarang lebih tua dibandingkan dirinya.

Pada umur 15 tahun, ia memulai pengembaraan ilmu ke berbagai pesantren di Jawa dan Madura: Probolinggo (Pesantren Wonokoyo), Tuban (Pesantren Langitan), Bangkalan Madura (Pesantren Trenggilis dan Pesantren Kademangan), dan Sidoarjo (Pesantren Siwalan Panji).

Pada pengembaraannya yang terakhir itulah, ia setelah belajar lima tahun dan umurnya telah genap 21 tahun, tepatnya tahun 1891, diambil menantu oleh Kiai Ya`kub, pemimpin Pesantren Siwalan Panji. Ia dinikahkan dengan Khadijah.

Namun dua tahun kemudian 1893, saat pasangan ini tengah berada di Makkah, Khadijah meninggal di sana ketika melahirkan Abdullah. Dua bulan kemudian Abdullah pun menyusul ibunya. Kala itu Hasyim tengah belajar dan bermukim di tanah Hijaz.

Tahun itu juga, Hasyim pulang ke tanah air. Namun tak lama kemudian, ia kembali ke Makkah bersama adiknya Anis untuk belajar. Tapi si adik juga meninggal di sana. Namun hal itu tidak menyurutkan langkahnya untuk belajar.

Tahun 1900, ia pulang kampung dan mengajar di pesantren ayahnya. Tiga tahun  kemudian, 1903, ia mengajar di Pesantren Kemuring, Kediri, sampai 1906, di tempat mertuanya, Kiai Romli, yang telah menikahkan dirinya dengan putrinya, Nafisah.

Selama di Makkah ia belajar kepada Syaikh Mahfudz dari Termas (w. 1920), ulama Indonesia pertama pakar ilmu hadits yang mengajar kitab hadits Shahih Al-Bukhari di Makkah. Ilmu hadits inilah yang kemudian menjadi spesialisasi Pesantren Tebuireng, yang kelak didirikannya di Jombang sepulangnya dari Tanah Suci.

Selama hidupnya, K.H. Hasyim menikah tujuh kali. Selain dengan Khadijah dan Nafisah, antara lain ia juga menikahi Nafiqah dari Siwalan Panji, Masrurah dari Pesantren Kapurejo Kediri.

Tahun 1899, 12 Rabi’ul Awwal 1317, ia mendirikan Pesantren Tebuireng. Lewat pesantren inilah K.H. Hasyim melancarkan pembaharuan sistem pendidikan keagamaan Islam tradisional, yaitu sistem musyawarah, sehingga para santri menjadi kreatif. Ia juga memperkenalkan pengetahuan umum dalam kurikulum pesantren, seperti Bahasa Melayu, Matematika, dan Ilmu Bumi. Bahkan sejak 1926 ditambah dengan Bahasa Belanda dan Sejarah Indonesia.

Kiai Cholil Bangkalan, gurunya, yang juga dianggap sebagai pemimpin spiritual para kiai Jawa, pun sangat menghormati dirinya. Dan setelah Kiai Cholil wafat, K.H. Hasyim-lah yang dianggap sebagai pemimpin spiritual para kiai.

Menghadapi penjajah Belanda, K.H. Hasyim menjalankan politik non-kooperatif. Banyak fatwanya yang menolak kebijakan pemerintah kolonial. Fatwa yang paling spektakuler adalah fatwa jihad, yaitu, “Wajib hukumnya bagi umat Islam Indonesia berperang melawan Belanda.” Fatwa ini dikeluarkan menjelang meletusnya Peristiwa 10 November di Surabaya.

Dalam paham keagamaan, pikiran yang paling mendasar Hasyim adalah pembelaannya terhadap cara beragama dengan sistem madzhab. Paham bermadzhab timbul sebagai upaya untuk memahami ajaran Al-Quran dan sunnah secara benar. Pandangan ini erat kaitannya dengan sikap beragama mayoritas muslim yang selama ini disebut Ahlussunnah wal Jama’ah.

Menurut Hasyim, umat Islam boleh mempelajari selain keempat madzhab yang ada. Namun persoalannya, madzhab yang lain itu tidak banyak memiliki literatur, sehingga mata rantai pemikirannya terputus. Maka, tidak mungkin bisa memahami maksud yang dikandung Al-Quran dan hadits tanpa mempelajari pendapat para ulama besar yang disebut imam madzhab.

NU didirikan antara lain untuk mempertahankan paham bermadzhab, yang ketika itu mendapat serangan gencar dari kalangan yang anti-madzhab.

K.H. Hasyim Asy'ari wafat pada 7 Ramadhan 1366 atau 25 Juli 1947 pada usia 76 tahun.

Senin, 28 Februari 2011

PITUTUR BECIK


PITUTUR SING BECIK DIELING-ELING
LAN DICAK-E
cibitung Bekasi


� Mangan ora mangan yen ngumpul : Berkumpul dengan sanak saudara, handai taulan, teman sekolah dsb. merupakan kebahagiaan yang luar biasa bagi orang Jawa

WALI SONGO

Masyarakat  tradisional Jawa sangat mengenal dan menghormati Walisongo, yaitu Sembilan Wali, ahli agama yang pertama kali memperkenalkan dan menyebarkan agama Islam di Pulau Jawa. Pada waktu itu penduduk Jawa masih sedikit, tanah yang dipergunakan untuk berkebun dan bersawah juga masih sedikit, sebagian besar masih berupa hutan.

Kondisi alam yang subur dan iklim tropis yang nyaman telah mengantar tumbuhnya kehidupan masyarakat yang tertata dan berbudaya. Sudah lama berkembang bentuk pemerintahan kerajaan lengkap dengan birokrasinya yang menggerakkan jalannya tata praja yang diduduki oleh orang-orang Jawa sendiri.

Bentuk pemerintahan kerajaan adalah pengaruh dari budaya Hindu, sebelumnya pemerintahan asli  berbentuk Kabuyutan yang dipimpin oleh Ki Buyut ( Orang tua bijak yang jadi panutan).

Minggu, 13 Februari 2011

Air mata Rasulallah SAW


Tiba-tiba dari luar pintu terdengar seorang yang berseru mengucapkan salam. 'Bolehkah saya masuk?' tanyanya. Tapi Fatimah tidak mengizinkannya masuk, 'Maafkanlah, ayahku sedang demam', kata Fatimah yang membalikkan badan dan menutup pintu.

Kemudian ia kembali menemani ayahnya yang ternyata sudah membuka mata dan bertanya pada Fatimah, 'Siapakah itu wahai anakku?'
'Tak tahulah ayahku, orang sepertinya baru sekali ini aku melihatnya,' tutur Fatimah lembut. Lalu, Rasulullah menatap puterinya itu dengan pandangan yang menggetarkan.

Senin, 07 Februari 2011

Terjemah jawa Kitab Tajul 'Arus

Aku ngaturaken sembah piji marang Allah kang mengerani kabeh ngalam.  Muga-muga Allah Ta’ala paring Rahmat Ta’dzim kagem  Nabi Muhammad  saw lan lumiber marang kabeh kawulo wergane lan para sahabate..Amiin

Opo kang kasebut ing buri iki yaiku kitab “TAJUL  NGARUS” kang nerangake cara-carane ngeresii nafsu, karangane Syakh Al Imam, wong kang kumpulake antarane ilmu syari’at lan ilmu hakekat,  yaiki Tajuddin Abi al ‘Abbas Ahmad bin Athailllah As Sakandari.  Muga-muga Allah  Ta’ala ngaluberake Rahmate marang ingsung lan poromuslimin loeh berkahe Syakh Ahmmad. Washallahu “ala sayyidina Muhammadin wa shahabatinhi, Amiin…

Selasa, 01 Februari 2011

"LAA ILAHA ILLA ANTA SUBHANAKA INNI KUNTU MINADZHAALIMIIN"

Bismillahirrahmanir rahim.Artikel ni agak panjang, tapi banyak pengetahuan dan manfaat untuk kita, insya Allah... Bila Paderi Terpaksa Buka Rahsia
Ada seorang pemuda Arab yang baru saja menyelesaikan bangku kuliahnya diAmerika. Pemuda ini adalah salah seorang yang diberi nikmat oleh Allah berupa pendidikan agama Islam bahkan dia mampu mendalaminya. Selain belajar,dia juga seorang jurudakwah Islam. Ketika berada di Amerika, dia berkenalandengan salah seorang Nasrani. Hubungan mereka semakin akrab, dengan harapan semoga Allah s.w.t. memberinya hidayah masuk Islam.

SEBUAH WAHYU LANGSUNG UNTUK ‘ALI

Suatu hari ketika ‘Ali sedang berada dalam pertempuran, pedang
musuhnya patah dan orangnya terjatuh. ‘Ali berdiri di atas
musuhnya itu, meletakkan pedangnya ke arah dada orang itu, dia
berkata, “Jika pedangmu berada di tanganmu, maka aku akan
lanjutkan pertempuran ini, tetapi karena pedangmu patah, maka
aku tidak boleh menyerangmu.”

Rabu, 26 Januari 2011

Ngelmu, Ngalim dan Ngulama

Ilmu adalah bahasa arab. Lidah wong jowo paling susah ngucap hurup ‘ain. Biasanya dibaca menjadi ngain. Maka jadilah masup dalam basa jawa menjadi ngelmu. Sedangkan ngelmu itu sendiri secara gathuk enthuk diartikan sebagai ‘aNGEL tineMU’ atau susah didapat. Karena syarat untuk mendapatkannya memang cukup berat.
Dalam ajaran agama, ngelmu terdiri dari dua bagian, yakni data/informasi dan aplikasi. Kedua-duanya harus ada jika mau disebut alim atau orang berilmu. Sedangkan bentuk jamak dari alim adalah ulama. Maka ulama adalah orang-orang yang memiliki pengetahuan, informasi, atau teori serta mau mengamalkannya.

Senin, 24 Januari 2011

Syair Gus dur













Ngawiti ingsun nglaras syingiran 
Kelawan muji maring pengeran 
Kang paring rohmat lan kanikmatan 
Rino wengine tanpo pitungan